Saya akan menceritakan tentang kisah nyata dan tidak direkayasa yaitu perdebatan antara seorang dosen dengan seorang mahasiswa. Kisah ini terjadi di sebuah kampus negeri di wilayah Jawa Barat sekitar tahun 2006 yang lalu ketika seorang mahasiswa semester 2 Bahasa Inggris mengikuti mata kuliah grammar yang dibimbing oleh seorang dosen lulusan Kanada dengan gelar M.Ed. (Master of Education). Perdebatan tersebut berawal dari rasa penasaran si mahasiswa tentang kebenaran gelar yang disandang dosen tersebut. Mahasiswa tersebut merasa prihatin konon katanya dosen tersebut sangat teliti dalam bidang grammar, sehingga banyak sekali mahasiswa tidak lulus ujian gara-gara tidak bisa grammar. Dengan rasa penasaran tersebut, si mahasiswa mencoba menguji kemampuan dosen lulusan kanada tersebut dengan memberikan pertanyaan yang sangat sederhana. Untuk lebih jelasnya, kira-kira perdebatan tersebut kira-kira seperti ini:
Mahasiswa : Pak, pada kalimat I always go home at 1 o’clock, kata home tersebut parts of speechnya sebagai apa?
Dosen : Noun
Mahasiswa : Kenapa noun pa?
Dosen : Karena home menunjuk suatu benda konkret yang bisa dilihat, disebut juga concrete noun.
Mahasiswa : Kalau itu sebagai noun, berarti kata go adalah verb transitive donk pa?
Dosen : Loh kok verb transitive? Kata go ya jelas intransitive verb, kata kerja yang tidak membutuhkan object.
Mahasiswa : Iya pak, benar itu intransitive verb. Namun, jika kata go sebagai intransitive verb, maka tidak mungkin dong pak diikuti oleh noun?
Dosen : O.. kalau kata go home, jelas beda dengan kata go. Kata go home adalah sebuah idiom, jadi tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Yang benar adalah kata go home itu idiom, jadi tetap kedudukan home itu sebagai noun.
Mahasiswa : Kalau phrase go home itu idiom, mengapa kata home itu sebagai noun pa?
Dosen : Memang ini adalah anjuran tentang idiom, tidak bisa dipisah satu-satu, kalau dipisah satu-satu ya kata go sebagai intransitive verb dan home tersebut sebagai concrete noun.
Mahasiswa : oh itu ya pak…. Makasih pak atas jawabannya. (konon, dalam hati mahasiswa tersebut bilang….. Dosen bodoh ga bisa bedain antara noun dan adverb).
Dosen : You’re welcome (konon, dalam hati dosen tersebut bilang…. Mahasiswa cerdas bikin repot aja)
Begitulah kira-kira perdebatan dosen bodoh dengan mahasiswa cerdas tersebut. Menurut anda siapakah yang bodoh dan siapakah yang cerdas?
Untuk itu mari kita analisa pokok perdebatan mereka:
1. Kalimat : I always go home at 1 o’clock
2. Phrase : always go home, at 1 o’clock
3. Parts of speech:
a. I : Personal Pronoun
b. Always : adverb of frequency, menjelaskan verb go
c. Go : verb intransitive
d. Home :-
e. At : preposition
f. 1 o’clock : noun phrase, object of preposition
4. Jika kata home sebagai noun, maka fungsinya sebagai:
a. Subject : terletak diawal kalimat, atau sebelum kata kerja.
Contoh : My home is overthere.
b. Object : terletak setelah kata kerja transitive (transitive verb)
Contoh : the car hit my home (kata hit adalah transitive verb)
Saya kira kedua fungsi noun tersebut cukup menggambarkan bahwa kata home dalam phrase go home bukanlah sebagai noun. Karena jika home dalam phrase go home tersebut sebagai noun, maka dengan sendirinya menghukumi kata kerja (verb) go sebagai transitive verb. Maka jelas hal tersebut sangat aneh dan mustahil.
5. Pernah dengar lagu Avril Lavigne yang liriknya seperti ini:
- You held my hand and walk me home………..
6. Pernah dengar kalimat:
- I will return home
- Let’s come back home now….
7. Maka dengan sangat terpaksa, saya mendukung mahasiswa tersebut bahwa kata home dalam phrase go home bukanlah sebuah noun, melainkan adverb.
8. Untuk lebih meyakinkan lagi……. Coba buka kamus monolingual bahasa inggris terbaik kepunyaan sobat……….
Karena itu, jangan pernah takut berdebat dengan dosen…… mereka sama-sama menghirup udara ketika hidup dan mati ditimbun dengan tanah, bukan???
No comments:
Post a Comment