Social Icons

Saturday, August 10, 2013

Fungsi Adjectives dalam Grammar

Fungsi adjectives (kata sifat) dalam grammar? Memahami fungsi adjective dalam dunia pembelajaran grammar adalah hal yang paling mudah diterka. Lihat saja penjelasan Marcella Frank (1972: 111) begitu sangan singkat; Ia tidak lebih dari satu halaman menerangkan fungsi adjective ini, itupun dengan contoh yang sangat sederhana. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat apa yang dijelaskan Frank tersebut:

Fungsi-fungsi adjectives:

1. Adjective modifying a noun
2. Adjective modifying a pronoun

Pertama, Adjective modifying a noun (kata sifat yang menjelaskan kata benda). Baik itu attributive adjective ataupun predicative adjective, wajar saja jika kata-kata yang mensifati kata benda itu ya adjectives.

Contoh attributive adjective yang menerangkan noun:

The small boy (kata the dan small keduanya adalah adjective yang menerangkan noun boy)

Contoh predicative adjective yang menerangkan noun:

The boy is small (kata small disini adalah adjective yang menerangkan noun boy)

Kedua, Adjective modifying a pronoun (kata sifat yang menjelaskan kata ganti). Sama seperti diatas, dalam attributive adjective dan predicative adjective semua adjective jelas bisa menerangkan pronoun (kata ganti) karena pronoun notabene adalah pengganti noun.

Contoh attributive adjective yang menerangkan pronoun:

Everybody else (kata else disini adalah adjective yang menerangkan indefinite pronoun everybody)

Contoh predicative adjective yang menerangkan pronoun:

He is small (kata small disini adalah adjective yang menerangkan personal pronoun he)

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai attributive adjective dan predicative adjective lihat artikel ini.



Frank, Marcella. 1972. Modern English: A Practical Reference Guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc.


Jenis-Jenis Adverb: Types of Adverbs (1) dilihat dari Maknanya

Tanpa adverb, tulisan yang kita tulis terasa hambar tanpa rasa. Tanpa adverb pula, kata-kata yang kita ucapkan terasa kosong tanpa isi. Karena itu, mari kita sama-sama mengingat kembali apa ada yang kita lupakan dari adverb (kata keterangan) yang telah kita pelajari.

Tak usah panjang lebar, langsung kita menuju Referensi Grammar andalan saya ini, yes Marcella Frank. Beliau (1972: 141) menjelaskan bahwa jenis-jenis adverb (dalam Bahasa Inggris disebut Types of Adverbs, bener ga?) dibagi dua macam: pertama, adverbs classified by meaning, dan kedua, adverbs classified by function. Nah disini saya akan membagikan cerita dari Frank tersebut tentang jenis adverb dilihat dari segi maknanya.

Adverbs Classified by Meaning.

Adverbs jenis ini terbagi menjadi:

  1. Adverbs of Manner
  2. Adverbs of Place and Direction
  3. Adverbs of Time
  4. Intensifying Adverbs

Langsung kita jelaskan satu persatu.

Satu, Adverbs of Manner.

Frank menjelaskan, "The manner adverb has the most characteristic adverbial form (an -ly ending added to a descriptive adjective)." - adverb of manner mempunyai bentuk adverb paling kentara yaitu dengan menambahkan -ly pada descriptive adjective. (Lihat Descriptive Adjective disini).

Contoh Adverbs of Manner:
Quickly, neatly, awkwardly, beautifully, etc.

Dua, Adverbs of Place and Direction.

Frank (1972: 142) mengatakan, "Among the adverbs of place and direction may be included some prepositional forms appearing after the verb--He came in; They walked down. - diantara jenis adverbs of place dan direction ini termasuk beberapa bentuk preposition (kata depan) yang muncul setelah verbs, seperti He came in; They walked down.
 
Some archaic forms for adverbs of place and direction are still found in the literary language--hither (= here) thither (= there), yonder (= over there), hence (= from here), thence (= from there), whither (= where).

Beberapa bentuk arkaik (kuno) adverb of place dan direction (kata keterangan tempat dan arah) masih ditemukan dalam bahasa kesusastraan seperti:

Hither = disini
Thither = disana
Yonder = disana
Hence = dari sini
Thence = dari sana
Whither = dimana (saja).

Contoh lain Adverb of place and Direction

Here
There
Outside
Inside
Left
Right
Straight
West

Untuk penggunaan Adverb of place, harus dibedakan mana itu preposition dan mana adverb of direction. Lihat contoh berikut:

Let's come in = kata in disini adalah adverb karena menjelaskan kata come.
Let's come in this room = kata in disini adalah preposition, karena diikuti oleh object yang berupa noun phrase.

Tiga, Adverbs of Time

Adverbs of time (kata keterangan waktu) ini dibagi lagi menjadi dua macam yaitu: Adverbs of Definite Time dan Adverbs of Indefinite Time.

Dalam menjelaskan tentang Adverbs of Definite Time, Frank mengatakan, "These adverbs have a fixed boundary in time--yesterday, today, tomorrow. Most of these words have noun form  and some may be used in plural form--saturdays, nights." -- adverbs of definite time ini memiliki batasan waktu yang baku (jelas) seperti yesterday (kemarin), today (hari ini), tomorrow (besok). Kata kata tersebut umumnya memiliki bentuk noun (kata benda) dan bahkan bisa digunakan dalam bentuk jamak (plural).

Contoh perbedaan antara adverb of definite time dengan noun berikut ini:

  • I saw him yesterday (Kata yesterday disini adalah adverb of definite time karena menjelaskan waktu saat saya melihat dia)
  • Yesterday was a busy day (Kata yesterday disini adalah noun karena berfungsi sebagai subyek kalimat, Lihat fungsi-fungsi noun disini)

Beberapa expression (ungkapan) berbentuk phrase (frase) ada dalam kategori adverb of definite time ini seperti:

Last week
A month ago
the day before yesterday
the day after tomorrow

Selanjutnya, Adverb of Indefinite Time adalah kebalikan dari diatas, yaitu, jika adverb of definite time itu waktunya jelas, maka adverb of indifinite time waktunya kurang tentu kejelasannya.

Contoh:

Recently
Nowadays
Soon
Already
Still
Just (baru saja)
Immediately
Now
Then
Before
After(wards)
Next
First
Later
Always
Often
Sometimes
Never
Lihat juga di (Vocabulary tentang Waktu dan Musim di artikel ini)

Empat, Intensifying Adverbs
Seperti halnya adverb of time, Intensifying Adverbs juga terbagi menjadi dua macam, yaitu: Adverbs of Degree, dan Distinguishing Adverbs.

Untuk Kedua adverb tersebut, karena penjabarannya begitu banyak maka akan saya Bahas dalam artikel tersendiri (semoga saja).

See you


Frank, Marcella. 1972. Modern English Usage: A Practical Reference Guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.


Friday, August 9, 2013

Jenis-Jenis Adjective (2) : Descriptive Adjectives

Jenis adjective yang kedua, Descriptive Adjective sangat berbeda dengan adjective jenis determiners, seperti diungkapkan oleh Frank (1972: 110), "Descriptive adjectives usually indicate an inherent quality (beautiful, intelligent), or a physical state such as age, size, color. Inflectional and derivational endings can be added only to this type of adjective."

Artinya, semua kata sifat (adjective) yang menyatakan kualitas, kondisi fisik sepeti usia/umur, ukuran dan warna disebut descriptive adjective. Berbeda dengan Determiner yang bentuknya paten tidak bisa ditambahkan akhiran, descriptive adjective malah sangat mungkin diimbuhi akhiran karena jenis adjective ini saja yang bisa diperbolehkan.


Contoh:

Jenis adjective yang tidak bisa ditambahkan akhiran (determiner)
The sexy girl went for a walk (determiner the tidak bisa ditambahkan akhiran apapun karena bentuknya tidak bisa diganggu gugat)

The sexiest girl went for a walk (descriptive adjective sexy bisa diberi imbuhan -est menjadi sexiest)

Beberapa contoh descriptive adjective yang menyatakan kualitas:
beautiful
smart
ugly
pretty
stupid
clever
patient
honest

Pengumuman:

Untuk mengetahui lebih banyak contoh tentang descriptive adjective yang menyatakan kualitas ini bisa dibaca di kumpulan vocabulary (adjective) tentang karakter seseorang di artikel ini.

Lebih lanjut lagi, Frank menjelaskan bahwa beberapa descriptive adjective bisa berbentuk:

1. Proper Adjectives - a Catholic church, a French dish, a Shakespearian Play.
2. Participial Adjectives


     a. Present participle - an interesting book, a disappointing experience, a charming view.
     b. Past participle - a bored student, a worn tablecloth, a tired housewife, a spoiled child.


3. Adjective Compounds


     a. With participles - a good-looking girl, a heart-breaking story, a long-suffering widow
     b. With -ed added to nouns - absent-minded, ill-tempered, tear-stained, far-sighted


Demikian Beberapa Jenis descriptive adjective, Semoga bermanfaat...


Referensi:


Frank, Marcella. 1972. Modern English: A Practical Reference Guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc.



Jenis-Jenis Adjective (1) : Determiners

Jenis adjective yang pertama, menurut Frank (1972: 109) yaitu Determiner. Dalam grammar, determiner juga disebut sebagai limiting adjective karena fungsinya membatasi kata benda yang dijelaskan oleh adjective tersebut. Dalam hal ini ia menerangkan bahwa, “Determiners consist of a small group of structure words without characteristic form.” Frank lebih jauh lagi membagi determiner menjadi enam, yaitu:

1.   Articles – the, a, an
2.   Demonstrative adjectives – this, these, that, those
3.   Possessive adjectives
            a. From pronouns : my, your, one’s, their, etc
            b. From nouns : John’s, the girl’s, etc
4.   Numeral adjectives
            a. Numeral : four, twenty-five, one hundred, etc.
            b. Cardinal : fourth, twenty-fifth, one hundredth, etc
5.   Adjective of Indefinite Quantities – some, few, all, more, etc.
6.   Relative and Interrogative adjective – whose, what, which

All of these determiners except the articles and the possessive adjectives of the personal pronouns my function as pronouns when not followed by nouns. Personal pronoun have separate forms for the possessive used without a noun—my (adjective) book vs the book is mine (pronoun).
Contoh-contoh adjective (1): Determiners

1.   The book is on the table
2.   Andi is reading a novel
3.   Sally always brings an umbrella when going out
4.   This book is mine
5.   These books are mine
6.   That book is yours
7.   Those books are yours
8.   My book is on the table
9.   Your books are on the table
10. John’s book is on the table
11. The girl’s books are on the table
12. I have four books
13. The fourth book was bought in Spain
14. Some books was bought in Japan
15. I have read all books
16. Whose book did you read?
17. What book do you like?
 

Thursday, August 8, 2013

Transitive Verbs Yang Tidak Bisa Digunakan dalam Kalimat Pasif

Umumnya, syarat pertama Passive Voice (dikenal dengan nama kalimat pasif) adalah kata kerjanya harus transitif (Transitive Verbs). Jika kata kerjanya intransitif (intransitive verbs) maka hal tersebut jarang sekali (bahkan tidak mungkin) terjadi. Namun ternyata ada beberapa Transitive Verbs yang tidak bisa digunakan dalam kalimat pasif. Nah berikut adalah kata kerja transitif (transitive verbs) yang tidak bisa digunakan dalam kalimat pasif yang diungkapkan oleh Frank (1972: 50):


A small class of verbs, called middle verbs, are transitive in that they take a formal object, but intransitive in that they cannot be used in the passive voice--among them are cost, have, last, resemble, weigh.

Sebagian kecil kata kerja, menurut Frank disebut dengan middle verbs, itu transitif karena mempunyai objek formal, tapi juga dikatakan sebagai kata kerja intransitif karena kata kerja tersebut tidak bisa digunakan dalam kalimat pasif (passive voice)--beberapa kata kerja tersebut diantaranya adalah: cost, have, last, resemble, weigh.

Contoh:

This book costs $8.00.
I have this book
Bob resembles his father
The war lasted five years.
She weighs 60 kilos.

Nah, contoh-contoh tersebut pasti rancu, aneh dan lucu jika dijadikan kalimat pasif bukan? Itu baru beberapa kata kerja saja, sebenarnya masih banyak kata kerja transitif yang tidak bisa digunakan dalam kalimat pasif. Yang paling mendasar, intinya seperti yang diungkapkan oleh Frank (masih pada buku dan halaman yang sama) ini:

The expressions after verbs like cost and weigh may also be considered adverbial expressions of quantity rather than as direct objects. (They are sometimes called adverbial objects).

Singkat padat semoga bermanfaat....... see you

Transitive Verbs vs Intransitive Verbs : The Differences

Untuk memahami Grammar, verb (kata kerja) jelas adalah salah satu pokok bahasan yang wajib dipelajari dengan serius. Di antara jenis verb yang wajib diketahui tersebut, ada dua jenis verb yang sangat perlu dibahas dengan teliti, yaitu: Transitive Verbs dan Intransitive Verbs. Menurut Frank (1972: 49):
 A transitive verb takes a direct object (He is reading a book); an intransitive verb does not require an object (He is walking in the park). Only transitive verbs may be used in the passive voice. (The book was returned by him quickly). All linking verbs are intransitive.

Frank menjelaskan bahwa transitive verbs memiliki direct object; sedangkan intransitive verbs tidak membutuhkan objek. Lebih lanjut lagi, ia menerangkan bahwa HANYA transitive verb (kata kerja transitif) yang bisa digunakan dalam Passive Voice. Sedangkan semua linking verb itu termasuk kategori intransitive verb (kata kerja intransitif).

Dalam menerangkan tentang transitive verbs, Frank juga mengungkapkan bahwa transitive verbs bisa memiliki lebih dari satu objek.

Contoh:

Indirect Object dan direct object : He gave his wife a present
Direct Object dan Objective Complement : They elected Mr. Smith president

Menurut Frank, "Many verbs may be used either transitively (He was writing a letter) or intransitively (He was writing at the library)."

Oleh Karena itu, bagi yang belum terbiasa (apalagi yang belum mengerti) apakah suatu kata kerja (verb) itu transitive atau malah kata kerja itu intransitive, alangkah baiknya agar melihat di kamus monolingual bahasa Inggris yang baik. Biasanya, dalam kamus-kamus tersebut, transitive verb ditandakan dengan VN yang artinya verb terus diikuti oleh noun, VT yang artinya Verb Transitive; sedangkan untuk intransitive verb biasanya ditandakan hanya dengan V saja, yang artinya verb tersebut sendirian tidak diikuti oleh object apapun. Selain itu juga, kadang intransitive verb ditandakan dengan Vi. Untuk lebih jelasnya lihat keterangan yang ada di kamus-kamus tersebut.


Referensi:

Frank, Marcella. 1972. Modern English: A Practical Reference Guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Wednesday, August 7, 2013

Cara Ekstrim Lancar Bicara Bahasa Inggris

INTERMEZZO SEJENAK.... Mungkin banyak sekali tips dan trik cara agar berbicara Bahasa Inggris dengan lancar, jelas, tepat dan akurat, namun kadang cara-cara tersebut luput dari ingatan kita (mending kalau hanya tidak ingat, kalau tidak tahu gimana ya?). Oleh karena itu, disini saya memfasilitasi anda yang sedang giat belajar Bahasa Inggris agar mengingat kembali apa saja cara terbaik supaya bisa bicara Bahasa Inggris dengan lancar dan jelas. Saya tidak sedang menasehati anda semua, hanya sekedar mengingatkan kembali ada beberapa saran singkat agar lancar berbicara dalam Bahasa Inggris.

Namun begitu, jangan salah saran ini adalah cara ekstrim lancar bicara Bahasa Inggris. Namanya juga ekstrim, jika sobat semua tidak berani, ya alangkah baiknya jangan dipaksakan. Namun bagi yang mempunyai jiwa pemberani, tidak salah jika sobat sekalian memilih cara ini. Berikut adalah beberapa cara ekstrim agar lancar bicara Bahasa Inggris:

  1. Jangan Nonton Sinetron (nah ko ga nyambung ya... hoho jangan salah dulu, maksudnya, jangan nonton tontonan yang berbau Bahasa kita, Bahasa Indonesia saja tidak boleh apalagi Bahasa daerah kita, stop doing those !!!!. , selama menekuni Bahasa Inggris, alangkah baiknya Ganti tontonan tersebut dengan nonton video konser Muse, Metallica, Oasis, Queen, My Chemical Romance atau musisi barat lainnya baik yang cewek ataupun cowok, syukur-syukur yang alirannya Rap, kaya Eminem. Khusus untuk Eminem, saat penayangan video klipnya anda harus ikut menyanyikannya. Jika tidak punya video-video tersebut, cukup nonton film barat saja, dan jangan lupa tutup terjemahan yang ada di layar TV anda semua.
  2. Baca Novel "Don Quixote" karangan Miguel de Cervantes sampai hafal hingga titik komanya. Jika tidak punya novel tersebut, cukup baca Novel "Middlemarch" karangan George Eliot dan jangan lupa hafalin semua kosakatanya. (Hal ini dilakukan saat waktu senggang karena tidak ada lagi film barat yang di putar di TV atau anda tidak memiliki CD/DVD film barat lagi yang bisa di tonton.)
  3. Anggap semua orang di sekeliling kita adalah orang bule semuanya, baik itu teman nongkrong, teman sekolah, teman kuliah, dosen, pengemis, tukang ojek, sopir angkot, supir bis, supir taksi, tukang bangunan, kyai, pedagang cimol, pedagang somai, pedagang bakso, dan semua orang yang ada di sekitar kita bahkan orang tua kita sekalipun. (Hal ini agar kita tidak malu berbicara Bahasa Inggris dengan mereka semua. Kita mau beli baju ya ngomong inggris, kita sms ya nulis inggris, kita beli gorengan ya ngomong inggris, kita nawar sepatu ya pake bahasa Inggris dan terus bicara Inggris tanpa perlu memandang dengan siapa kita bicara> Jangan takut kita dibilang "gila", karena tujuan akhir dari cara ekstrim ini adalah menjadikan kita orang gila........

Saya kira ketiga cara tersebut sudah cukup menghabiskan hari-hari kita, jika ketiga cara ekstrim lancar berbahasa Inggris tersebut sudah dikuasai dalam jangka 3 bulan (alias 3 bulan tanpa berbicara bahasa nasional ataupun bahasa daerah kita, meski hanya satu kata) Maka cara tersebut sudah cukup mewakili sekian ribu cara berbicara Bahasa Inggris dengan Lancar.... 


Oia, satu lagi.... katakan pada pasangan anda, "I am mad, I am Crazy, You !!!!! As Well !!!!!


Berani?????

Ups.. Just Kidding..... Piss

Monday, August 5, 2013

8 Aturan Membuat Interrogative Sentence (Kalimat Pertanyaan)

Membuat interrogative sentence (kalimat pertanyaan) kadang sulit juga kadang tidak. Mungkin sudah banyak yang mengerti cara membuat atau menggunakan kalimat pertanyaan baik itu dalam teks tertulis ataupun percakapan sehari-hari. Namun begitu tidak ada salahnya jika disini saya mengutipkan 8 aturan dasar dalam membentuk kalimat tanya tersebut seperti yang saya adaptasi dari tulisan Swan (2005: 465-466) di bawah ini:

1.      Auxiliary verb harus terletak sebelum subyek

Dalam kalimat tanya (interrogative sentence), secara umum auxiliary verb memang harus terletak sebelum subyek.

Contoh:

Have you received my letter of June 17? (bukan you have received my letter of June 17?)
When is Oliver leaving? (bukan when Oliver is leaving?)
Why are you laughing? (bukan why you are laughing?)
What are all of those people looking at? (bukan what all of those people are looking at?)

2.     Gunakan do, does dan did jika tidak ada auxiliary verb.

Ketika sebuah kalimat pernyataan (declarative sentence) akan dijadikan kalimat pertanyaan (interrogative sentence), jika dalam kalimat tersebut tidak memiliki auxiliary semisal pada simple sentence dan simple past, maka kalimat pertanyaan tersebut harus diganti dengan do, does atau did.

Contoh:

Do you like Mozart? (bukan like you Mozart?)
What does ‘periphrastic’ mean? (bukan what means ‘periphrastic’?)
Did you wash the car today? (bukan you wash washed the car?)

3.     Jangan mendampingkan do dengan auxiliary verb yang lain.

Do tidak digunakan dengan auxiliary verb yang lain maupun dengan be.

Contoh:

Can you tell me the time? (bukan do you can tell me the time?)
Have you seen John? (bukan do you have seen John?)
Are you ready (bukan do you are ready?)

4.     Gunakan Bare Infinitive dalam kalimat tanya yang ber-auxiliary do, does dan did.

Setelah do, does dan did sebagai auxiliary memang harus diletakkan sebelum subyek (lihat point 5 di bawah), dan setelah subyek tersebut maka lexical verb atau ordinary verb (kata kerja utama kalimat) tersebut harus menggunakan bare infinitive (kata kerja murni tidak ditambah s, es, ed, atau ing) dengan kata lain tidak berubah menjadi past form (kata kerja bentuk kedua), past participle (kata kerja bentuk ketiga) dan juga past participle (kata kerja yang diakhiri –ing <v-ing>)

Contoh:

What does the boss want? (bukan what does the boss wants?)
Did you go climbing last weekend? (bukan did you went climbing last weekend?)

5.     Hanya auxiliary verb yang terletak sebelum subyek.

Seperti penjelasan point ke-1 diatas, hanya auxiliary verb yang terletak sebelum subyek. Artinya, ordinary verb atau kata kerja utama tetap terletak setelah subyek.

Contoh:

Is your mother coming tomorrow? (bukan is coming your mother tomorrow?)
Is your daughter having a lesson today (bukan is having your daughter tomorrow?)
When was your reservation made? (bukan when was made your reservation?)

6. Ketika who, which, what, atau whose adalah subyek (atau bagian dari subyek), maka do tidak digunakan.

Seperti dijelaskan di point ke-2, jangan gunakan do jika tidak ada auxiliary verb yang lain. Namun hal tersebut tidak berlaku jika diawali oleh who, which, what ataupun whose yang difungsikan sebagai kata tanya yang menanyakan subyek.

Contoh:

Who phoned? (who adalah subyek, maka do, does, atau did dihilangkan) bandingkan dengan kalimat pertanyaan di bawah ini:
Who did you phone? (did ditambahkan karena menanyakan obyek)

7.     Dalam indirect question (kalimat tanya tidak langsung) letakkan auxiliary verb setelah subyek.

Dengan kata lain kembali menjadi declarative sentence alias kalimat pernyataan, sehingga dengan demikian secara otomatis tanda tanya (?) harus dihilangkan.

Contoh:

Tell me when you are leaving. (bukan tell me when are you leaving?)

8.    Preposition (kata depan) diletakkan di akhir wh-questions.

Umumnya, ketika membuat kalimat tanya jenis wh-question, preposition atau kata depan diletakkan di akhir kalimat.

Contoh:

What are you talking about? (bukan about what are you talking?)
Who did you buy the tickets from?
What did you clean the floor with?

9.     Selalu akhiri kalimat pertanyaan dengan tanda tanya (?)

Nah ko, ada 9?? Tenang.. ke-8 aturan tersebut diungkapkan oleh Swan—pakar grammar English british—nah sedangkan tambahan ini asli dari saya… seperti yang telah saya pelajari selama ini, yaitu ketika kalimat pertanyaan itu ditulis, jangan pernah tidak menyertakan tanda tanya (?) di akhir interrogative sentence .

Contoh:

Who are you? (bukan who are you)

Mengapa saya tambahkan keterangan no-9 ini, yah karena pengalaman saja, ternyata tanda tanya pun mempengaruhi nilai TOEFL ataupun IELTS…. Gila bukan…..

Sudah ah, thanks a lot…..



Swan, Michael. 2005. Practical English Usage: 3rd Edition. Oxford University Press.